Dear you..
Seseorang yang kukenal beberapa waktu yang lalu, seseorang yang begitu cuek dan apa adanya. Apa kabar kamu? Sedang apa disana? Ingatkah padaku?
Ah..tentu saja, aku sering menanyaimu hal tersebut via pesan whatsapp kan. Yaa..aku memang lebih sering menanyaimu ini dan itu, bahkan aku terbilang blak - blakan soal perasaanku padamu. Tak apa toh dengan begitu aku jadi merasa lega dan tidak perlu berbasa basi ketika hendak menghubungimu. Mungkin terkesan agresif tapi aku sungguh hanya ingin mengutarakannya saja, persoalan kau menerimanya itu terserah kau sepenuhnya. Setidaknya kau tahu bahwa aku menyukaimu bahkan mencintaimu. Aku mungkin tidak akan berlaku nekad hingga menyusulmu demi mengutarakan perasaanku, jarak memang sedikit membunuhku tapi aku percaya jika kelak berjodoh sejauh apapun itu pasti akan dipertemukan. Sebaliknya jika Tuhan tak mengijinkan kita berjodoh, menyusulmu kesana pun tak akan ada guna toh kau tak menyukaiku. Iya kan?
Dan untuk saat ini aku paham betul kau tak bisa membalik perasaanmu padaku, kau tak bisa melihatku karena pandanganmu masih tertuju pada satu titik itu saja. Tak mengapa, aku toh mencintaimu dan tak berharap kau membalasnya lebih. Jika berjodoh maka semesta memang merestui, namun jika tidak kuharap masing - masing kita menemukan orang terbaik yang akan mendampingi hidup kita kelak. Amin..
Terdengar bijak yah? Hmmm..aku berusaha bijak dan tidak memaksakan keinginanku, satu hal yang aku pelajari dari kau adalah berbuat sesuatu itu harus ikhlas tak perlu berharap dibalas setimpal. Urusan pembalasan biar Tuhan yang laksanakan, tugasmu hanya berbuat lebih baik dan bermanfaat saja bagi sesama..
Terima kasih mas sudah mengijinkanku tetap menghubungimu dikala rindu menyergap. Terima kasih karna tidak menekanku untuk menjauh dan terima kasih untuk tidak memelukku erat..
Dariku, orang yang baru mengenalmu 8bulan tapi entah kenapa begitu peduli dan sayang padamu..