Thursday, September 13, 2018

Aku rindu

Dear you..
Seseorang yang kukenal beberapa waktu yang lalu, seseorang yang begitu cuek dan apa adanya. Apa kabar kamu? Sedang apa disana? Ingatkah padaku?
Ah..tentu saja, aku sering menanyaimu hal tersebut via pesan whatsapp kan. Yaa..aku memang lebih sering menanyaimu ini dan itu, bahkan aku terbilang blak - blakan soal perasaanku padamu. Tak apa toh dengan begitu aku jadi merasa lega dan tidak perlu berbasa basi ketika hendak menghubungimu. Mungkin terkesan agresif tapi aku sungguh hanya ingin mengutarakannya saja, persoalan kau menerimanya itu terserah kau sepenuhnya. Setidaknya kau tahu bahwa aku menyukaimu bahkan mencintaimu. Aku mungkin tidak akan berlaku nekad hingga menyusulmu demi mengutarakan perasaanku, jarak memang sedikit membunuhku tapi aku percaya jika kelak berjodoh sejauh apapun itu pasti akan dipertemukan. Sebaliknya jika Tuhan tak mengijinkan kita berjodoh, menyusulmu kesana pun tak akan ada guna toh kau tak menyukaiku. Iya kan?
Dan untuk saat ini aku paham betul kau tak bisa membalik perasaanmu padaku, kau tak bisa melihatku karena pandanganmu masih tertuju pada satu titik itu saja. Tak mengapa, aku toh mencintaimu dan tak berharap kau membalasnya lebih. Jika berjodoh maka semesta memang merestui, namun jika tidak kuharap masing - masing kita menemukan orang terbaik yang akan mendampingi hidup kita kelak. Amin..
Terdengar bijak yah? Hmmm..aku berusaha bijak dan tidak memaksakan keinginanku, satu hal yang aku pelajari dari kau adalah berbuat sesuatu itu harus ikhlas tak perlu berharap dibalas setimpal. Urusan pembalasan biar Tuhan yang laksanakan, tugasmu hanya berbuat lebih baik dan bermanfaat saja bagi sesama..
Terima kasih mas sudah mengijinkanku tetap menghubungimu dikala rindu menyergap. Terima kasih karna tidak menekanku untuk menjauh dan terima kasih untuk tidak memelukku erat..

Dariku, orang yang baru mengenalmu 8bulan tapi entah kenapa begitu peduli dan sayang padamu..

Friday, August 3, 2018

Dicari : Muka!

Kadang kamu butuh cermin besar yang bahkan ukurannya lebih besar dari muka kamu biar kamu bisa ngeliat apa yang kamu tidak liat. Kadang kamu butuh main yang jauh biar kamu tahu hal apa saja yang selama ini kamu tidak tahu. Bahkan kadang kamu butuh banyak membaca biar wawasan kamu makin luas dan tidak memandang sesuatu hanya dari satu sudut pandang saja.
Sepertinya aku harus menanamkan hal itu lebih dalam dihati, lalu menerapkannya dikeseharianku biar gak sering nyinyirin orang. Aku memang sedang berusaha menanamkan hal itu agar tidak tersesat seperti kebanyakan orang yang hanya tahu menjilat demi popularitas atau bahkan zona aman saja.
Misalnya saja apa yang kualami hari ini, aku sedang duduk disalah satu ruangan dan berbincang dengan beberapa kawan lalu tiba - tiba ponselku berdering. Sebuah pesan masuk, ternyata dari salah satu atasanku menanyakan keberadaanku. Kujawab singkat lalu kuangkat telepon menekan extensionnya "Selamat siang.." sapa bu bos diseberang. "Siang..kak ada apa? ini saya?" jawabku
"Kamu dimana dek?" si bos memang menyapa kami berdasarkan usia beliau teramat ramah dan sopan pada siapa saja. "Aku dikantor kak, di ruangan sebelah.." Jawabku singkat
"kita ngobrol via WA saja yah.." balasnya singkat. Aku diam dan bingung, tumben - tumbennya beliau hanya ingin berbicara via WA saat ada urusan denganku?Karena penasaran kuhubungi beliau lebih dahulu. Satu menit, dua menit, tiga menit, aku mulai gelisah tak ada jawaban dari beliau (udah kayak nungguin pesan kamu aja nih..). Lalu setelah sekian lama sebuah pesan masuk "Dek..mulai sekarang jangan sering - sering main keruangan sebelah yah! Ada suara sumbang yang tak enak didengar soal kamu.." Aku diam dan menyimak kata - kata bu bos barusan, ada apa gerangan? apa aku melakukan kesalahan? Nampaknya semu pekerjaanku beres bahkan sebelum waktunya, lalu siapa orang yang sedang melaporkanku padanya atau mungkin bersuara sumbang tentangku? Aku kesal setengah mati tapi berusaha kutahan lalu ber-istigfar. Astagfirullahaladzim..
kemudian kujawab isi pesan tersebut dengan "Iya oke kak.." yang kemudian dibalasnya dengan emoticon senyum.
Aku lantas membuat sebuah cuitan sebagai ganti kekesalanku, kubuat secara meluas biar tidak ada yang tersinggung karenanya. Aku hanya merasa kecewa jika berkunjung keruangan sebelah pun dilaporkan. Toh aku tidak setiap saat berada disebelah, hanya ketika pekerjaanku kelar saja baru aku duduk bercengkrama, kadang kala aku malah membantu menyelesaikan pekerjaan temanku. "Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing" bukankah itu baik? Toh itu juga akan menambah pengetahuanku tentang dunia yang kami geluti ini kan? sangat disayangkan jika kreatifitas seseorang dihambat karena sering nongkrong diruangan tetangga, padahal kami tak melulu bergosip kan?
Ataukah ini bagian dari proses CARI MUKA? oh..Tuhan aku sungguh tahu segala keburukanmu tapi tak kuumbar kemanapun, itu biar kau dan Tuhan saja yang mengurusnya.
Tapi biarlah ini jadi pengalaman buatku bahwa tidak semua teman akan selalu baik, karena kadang kala ada teman yang makan teman..

Monday, July 23, 2018

Kode Aja Terus!

Berkenalan denganmu sejak akhir tahun kemarin, menjadi akrab denganmu berkat pertemuan pertama kita di Praya Bandara Internasional Lombok yang cukup sibuk. Di depan halte bus kamu menungguku setelah mengambil bagasi, berjabat tangan lalu berkenalan. Berjalan bersama hingga ke Mataram lalu ke Bayan. Selama di Mataram aku sering merepotkanmu, bahkan sempat menitip dibelikan sikat gigi (sampai sekarang sikat giginya masih ada loh..hahahahaha) di malam hari. Kita sering ngobrol ngalor ngidul, ketika aku bangun lebih subuh dari yang lain.
Lalu ingatkah kamu ketika di Bayan saat lampu kamar kami redup, kukirim sebuah pesan minta lampu digantikan padahal ibun bilang panggil anak-anak buat ngecek tapi entah karna kamu tukang listrik maka kamu yang terlintas dibenak kala itu.
Ingat gak kamu ketika aku minjem earphone kamu buat ngobrol sama nyokap dan adek via video call sampai mewek (if u remember apa yang aku ceritain kala itu..) kamu ntah kenapa, rasanya kamu nutupin aku biar gak kelihatan sama yang lain.  Abis itu kamu nanya kenapa dan aku cuma bisa diam (iya gak sih aku diam? Apa aku cerita masalahnya? Something like that lah pokoknya) hari itu bahkan aku rasanya hanya butuh pundak buat nyender melepas sedikit lelah dan bebanku dan kamu ada disana duduk disampingku (atau aku yang milih duduk disampingmu? Hehehehe..aku lupa)
Ketika tim ngajar aku di switch kamu bilang gak masalah se-tim sama aku, toh kamu masuk ngajar ama siapa aja. Tapi demi nyambungin materi akhirnya aku dan kak romey yang se-tim.
After that kita ngajar dan aku sempat ngerasa kamu jauh (belum apa-apa aku udah takut kamu jauh dari aku..) tapi aku gak sebaper ketika kamu balik ke Bima. Malam sebelum kita ngajar kamu ngasih aku sleeping bag buat tidur yang padahal aku tau kamu lebih butuh itu ketimbang aku. Aku tidur dikamar walaupun gak dikasur seenggaknya kamar itu punya pintu dan hangat dibanding kamu yang mesti tidur diruangan semacam toko yang pintunya kebuka sampai pagi karna anak-anak pada begadang. Kamu bilang itu buat aku saja, kamu udah biasa tidur ala "gembel", tau gak reaksi aku? Aku jadi malu tau gak sih. Aku bahkan sempat salah tingkah kamu kasi SB itu dan serius langsung kayak ada kupu-kupu diperutku, ingin kuterbang tapi sayapnya palsu..hahahahaha
Keesokan paginya saat kamu ngecek kamar yang kamu ribetin dan cariin aku. "Cha..kalian udah siap belum? Sarapan gih sono.." receh banget yah aku, padahal bisa jadi itu untuk semuanya tapi entah kenapa aku merasa itu khusus untuk aku aja (dasar akunya aja baperan..)
Abis ngajar kita berkunjung ke lingkungan sekitar buat ngeliat desa adat dan budaya masyarakat di Bayan. Aku lagi-lagi ngeribetin kamu buat motoin didekat salah satu rumah adat (inget gak sih kamu?). Sehabis ngobrol kita mutusin untuk balik karna akan ada refleksi dan kali ini aku manja minta kamu ikut bareng aku pulang dan nyebrang ke Gili Trawangan dengan beragam alasan. Tau gak sih kalau aku seperti itu karna aku gak pengen kamu jauh, aku pengen kita bareng terus (childish banget gak sih? Hahahaha)
Even gak jadi ke Gili aku gak nyesel sama sekali, jalan ala "gembel" katamu itu bikin aku punya pengalaman baru dan seru. Tapi aku sempat khawatir ketika aku bisa pulang naik mobil bareng yang lain sementara kamu mesti nyari tebengan sana sini. Aku tau kamu ngambek sama kak Jo dan yang lain karna mereka udah punya temen yang ditebengin sementara kamu dicuekin (sebenarnya bukan dicuekin, tapi kendaraannya penuh..hehehehe). Sepanjang jalan aku mikirin kamu gimana yah? Hujan bikin aku semakin kepikiran kamu akan kebasahan dan neduh dimana. Entah saat itu kamu mikirin aku atau nggak tapi aku gak peduli sih. Aku cuma khawatir kamu kenapa-kenapa, thats why sepanjang jalan aku nge-wa kamu terus kan..
Aku nanya harus pulang kemana, kamu bilang ikut yang lain aja dan kamu nyusul. Aku mengiyakan sambil terus nyari tau posisi kamu dimana dengan rasa khawatir berlebihan.
Ketika kamu udah nyampe rumah aku tuh lega, finally kamu nyampe rumah tanpa kurang seinchi pun. Alhamdulillah, tau gak aku tuh senangnya udah kayak apa aja..hahahahaha
Pas kita jajan dan makan kamu ngobrol sama teman se-tim kita, intens dan hati aku rasanya jealous minta ampun (Ya Allah siapa aku sampai cemburu gitu..) tapi percaya atau nggak itu yang aku rasain..hehehehehe
Pas lagi jajan aku berusaha ngontrol diri sambil jalan berdua sama kak An, cuek aja ama kamu yang masih asik ngobrol. Lagi nungguin makanan, kamu ternyata nungguin aku dan kak An sementara yang lain udah balik duluan. Bantuin kita nyebrang udah berasa dikawal deh kita nih (lebay banget kan aku tuh..)
Malamnya kita semua mutusin buat main kartu dan kamu sibuk curhat sama ibun entah apa dah itu, mungkin kamu curhat soal gebetanmu atau pacarmu aku kepo loh saat itu, tapi aku berusaha fokus main kartunya. Kamu mondar mandir aja pas kita lagi main, lalu tiba-tiba kamu nutupin aku pakai sarung karna kamu khawatir baju aku offside (perhatian kecil yang gak kamu tunjukin ke yang lain yang bikin aku blushing..). Main kartu itu ternyata gak semua dari kami bisa, lambat laun pesertanya berkurang karna pada ngantuk dan mulai tertidur. Ketika yang lain balik ke kamar, aku masih aja duduk disitu lalu aku menceritakan sedikit beban yang menumpuk. Aku butuh cerita dengan seseorang kala itu, jika tidak aku mungkin akan meledak. Lalu sebuah pesan dari nomnom membuat kita membahas bagaimana cara nomnom pulang, aku pamitan lalu menuju kamar untuk tidur.
Paginya kita semua bangun dan bersiap-siap untuk balik ke Mabes karna ibun dan kak romey harus flight pagi, usai berpamitan kita balik ke Mabes.
Di mabes kamu nempel terus udah kayak perangko aja, tidur disamping aku, duduk disamping aku make hape aku segala..hahahahaha (entah ini buat manas-manasin mantan kamu atau nggak, rasanya hari itu aku beneran gak peduli deh soal dia..hahahaha)
U know aku tuh berasa kupu-kupunya menuhin perut aku sampai beneran akan terbang. Tapi ketika kamu bilang harus pulang saat itu juga, tau gak kalau air mataku sedang kuperjuangkan untuk gak menetes. Sedang kutahan agar kau tak tau betapa aku sedih harus berpisah darimu, walau aku tau besok atau lusa kita tetap harus berpisah. Tujuan kita ke Lombok untuk berbagi kisah, agar anak-anak Indonesia tetap menyalakan mimpinya. Adalah bonus kalau menemukan jodoh disana bukan? Jadi kurelakan kamu pulang, walaupun kamu duduk didepanku menjelaskan keharusanmu pulang demi pekerjaan dan berkali-kali pesan wa-mu berupa permintaan maaf karna harus pulang mendadak. Tau gak kalau hari itu aku sempat menitikan air mata secara sembunyi-sembunyi? Aku yakin kamu gak tau karna bagian itu gak pernah aku kisahkan padamu (malu aku tuh kalau kamu tau, aku cengeng banget soalnya..)
Beberapa waktu aku selalu berharap kamu akan datang, kamu harus datang, kita harus bertemu..
Namun kini, kubiarkan Sang Pemilik Semesta menuntun langkahku dan langkahmu. Jika kelak berjodoh maka sejauh apapun jarak diantara kita, semahal apapun tiket pesawat bahkan sekencang apapun badai berhembus tapi jika semesta merestui maka aku dan kamu akan bertemu dengan cara yang kita berdua tak akan duga sekalipun.
Dear kamu, orang yang kukenal secara singkat 4 hari 3 malam ntah kenapa aku langsung jatuh hati pada sosokmu. Kamu tak tampan seperti lelaki yang pernah dekat denganku, kamupun tidak melimpah ruah (ini kamu sendiri yang bilang) tapi yang aku kagumi hingga membuat jatuh hati adalah jiwa sosialmu yang luar biasa. Tak pernah aku bertemu orang setulus dan se-blak blakan kamu.
Dear kamu..
Aku sayang kamu ntah jadi apapun kita kelak, terima kasih sudah mengenalkan aku pada luasnya dunia ini..